close Beranda Tentang Kami Produk Informasi
Berita Blog
Kontak Karir
sinarmonas

Blog

Tantangan green energy di tengah isu greenflation

Tantangan green energy di tengah isu greenflation

16 Januari 2024

Pendahuluan

Pada era globalisasi ini, isu-isu terkait lingkungan semakin mendapat perhatian serius, terutama dalam konteks energi. Energi hijau atau energi baru terbarukan menjadi fokus utama dalam upaya menuju keberlanjutan. Namun, di tengah semangat positif untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih, muncul fenomena yang perlu dicermati yaitu isu tentang "greenflation“.

Greenflation adalah akronim dari green inflation atau inflasi hijau. Istilah ini mengacu pada kenaikan harga atau biaya akibat dari transisi energi hijau. Greenflation merupakan fenomena yang terjadi ketika biaya terkait energi hijau mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti investasi dalam infrastruktur energi terbarukan, biaya produksi panel surya, dan harga listrik yang berasal dari sumber energi hijau. Meskipun tujuan akhirnya adalah mendorong transisi ke sistem energi yang lebih berkelanjutan, kenaikan harga ini dapat memberikan tekanan tambahan pada perekonomian, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.

Saat ini, greenflation belum menjadi isu yang besar

Peneliti Dhenny Yuartha Junifa dari INDEF seperti dilansir dari rri.co.id menyatakan bahwa greenflation atau inflasi hijau masih bukan isu besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh lambatnya pengembangan sumber energi baru tarbarukan di dalam negeri. Meskipun pemerintah memiliki target untuk renewable energy, Dhenny menganggap target tersebut belum terlalu ambisius, sehingga isu greenflation belum menjadi isu besar di Indonesia.

Greenflation terjadi saat transisi energi memerlukan pembiayaan besar dan beban tersebut dialihkan ke konsumen. Dhenny meyakini bahwa potensi greenflation di Indonesia akan diimbangi oleh kebijakan lain seperti subsidi BBM, meskipun mencabut subsidi BBM bukan kebijakan populis. Pemerintah akan menghadapi dilema terkait harga dalam peralihan energi secara langsung.

Kemungkinan munculnya greenflation terjadi pada barang-barang teknologi, seperti panel surya. Nantinya peningkatan permintaan untuk teknologi ramah lingkungan seperti panel surya dapat menyebabkan kenaikan biaya produksi, hal itu tentu mempengaruhi juga pada kenaikan harga panel surya.

Panel Surya merupakan bagian dari Solusi Energi Hijau

Energi hijau termasuk penggunaan panel surya, dianggap sebagai solusi untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Panel surya adalah teknologi yang memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan listrik, yang bersumber dari sumber energi terbarukan.

Berikut upaya-upaya solutif yang sanggup mengatasi greeflation pada produksi panel surya

  1. Inovasi Teknologi : Penelitian dan pengembangan lebih lanjut dapat membawa perbaikan signifikan dalam efisiensi produksi dan pada akhirnya menurunkan biaya investasi. Melalui inovasi teknologi dalam produksi panel surya, diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi greenflation.
  2. Subsidi dan Insentif : Pemerintah dapat memberikan subsidi dan insentif untuk mendorong adopsi panel surya di tingkat rumah tangga maupun industri. Insentif pajak dan pembiayaan rendah dapat merangsang minat masyarakat dan perusahaan untuk beralih ke energi surya.
  3. Kemitraan Internasional : Kerjasama dengan negara-negara maju, seperti Prancis, dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi hijau dapat membantu negara berkembang mengakses sumber daya dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan finansial.

Kesimpulan

Greenflation adalah tantangan nyata yang perlu diatasi dalam perjalanan menuju energi hijau. Di tengah upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim, penting bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk menemukan solusi yang efektif. Rekomendasi panel surya, dukungan dari lembaga seperti INDEF, dan pembelajaran dari negara-negara maju seperti Prancis dapat menjadi langkah penting dalam mengelola greenflation dan mencapai tujuan energi hijau secara berkelanjutan. Dengan pendekatan holistik dan kerjasama lintas sektor, negara berkembang dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ekonomi yang kuat.

 

Baca juga : Jenis Modul Panel Surya Jembo, 10 Tips hemat listrik untuk rumah tangga